Luas Wilayah : 5.56Ha
Terdiri dari: 5 RT: RT 45-50 dan 1 RW: RW 8
Batas Wilayah:
Dengan Batas Wilayah:
Sebelah Selatan: Kelurahan Kadipaten
Sebelah Barat: Kampung Notoprajan
Terletak di wilayah Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Yogyakarta, Kampung Suronatan adalah salah satu permata sejarah yang menyimpan cerita panjang tentang spiritualitas, pendidikan, dan gerakan masyarakat. Di tengah modernisasi kota, kampung ini tetap kokoh dengan identitas religius yang kuat—berakar dari masa Kerajaan Mataram Islam.
Asal Usul Nama & Sejarah Abdi Dalem Suranata
Nama Suronatan berasal dari kata “Suranata”, yaitu sebutan bagi abdi dalem mutihan—sekelompok pelayan keraton yang juga merupakan ulama dan tokoh keagamaan. Tugas mereka tidak hanya menyiapkan sajadah dan perlengkapan ibadah Sultan, tetapi juga memimpin kegiatan keagamaan di lingkungan keraton dan sekitarnya.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, keberadaan Suranata telah diatur sebagai bagian dari struktur militer-spiritual Kerajaan Mataram. Kampung ini pun sejak awal menjadi tempat tinggal resmi para Suranata—tempat berkumpulnya ulama, guru agama, dan tokoh masyarakat yang kemudian mengakar kuat dalam kehidupan warga hingga hari ini.
Pusat Keagamaan: Masjid Taqwa & Madrasah Mu’allimaat
Identitas keislaman Kampung Suronatan tercermin kuat lewat keberadaan Masjid Taqwa Suronatan, yang berdiri sejak masa kemerdekaan, sekitar tahun 1940-an. Menariknya, pada 18 Agustus 1947, Wakil Presiden Mohammad Hatta pernah melaksanakan Salat Jumat di masjid ini—menunjukkan peran strategis kampung dalam sejarah bangsa.
Masjid Taqwa kini berkembang menjadi pusat aktivitas warga: dari pengajian, pesantren kilat, balai RW, hingga bank sampah dan PAUD. Tak jauh dari masjid juga berdiri Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah, yang telah mencetak ribuan alumni perempuan pejuang pendidikan sejak 1918.
Transformasi Sosial & Lingkungan
Dalam dua dekade terakhir, warga Kampung Suronatan semakin aktif menjawab tantangan zaman dengan pendekatan kolaboratif dan inklusif. Beberapa tonggak penting transformasi tersebut antara lain:
-
Deklarasi Kampung Panca Tertib (2021)
Suronatan mendeklarasikan diri sebagai kampung yang tertib dalam lima aspek: bangunan, lingkungan, sosial, usaha, dan lalu lintas. Ini adalah bentuk komitmen warga untuk menciptakan ruang hidup yang nyaman, aman, dan berkelanjutan. -
Pilot Project Sekolah Orang Tua Hebat (2022)
Bersama BKKBN, Suronatan menjadi lokasi percontohan program edukasi keluarga untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kemampuan pengasuhan anak. Kampung ini menjadi contoh bagaimana edukasi bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi seluruh lapisan masyarakat. -
Pengukuhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah & Aisyiyah (2023)
Kegiatan ini menunjukkan semangat warga untuk terus bergerak dalam jalur keorganisasian Islam yang berkemajuan—menggabungkan nilai dakwah dengan aksi nyata di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Suronatan Hari Ini: Kampung Religius yang Modern dan Mandiri
Dengan kombinasi sejarah panjang, pondasi keagamaan yang kuat, dan semangat partisipatif warga, Kampung Suronatan hari ini tampil sebagai kampung modern yang tetap menjaga ruh tradisinya.
Lorong-lorongnya rapi dan bersih, aktivitas keagamaan berjalan aktif, bank sampah dikelola dengan baik, serta kegiatan sosial dan seni tak pernah sepi. Dari sajadah keraton hingga sekolah orang tua, Suronatan menunjukkan bahwa kampung adalah fondasi kuat kota yang beradab.
“Suronatan bukan hanya kampung tua di pinggir kota. Ia adalah rumah bagi semangat perubahan yang berakar dari nilai-nilai lama, tumbuh bersama warga yang percaya bahwa masa depan bisa dibentuk lewat gotong royong, ilmu, dan iman.”



Posting Komentar untuk "Profil Kampung Suronatan"